HEWAN YANG DAPAT MEMANCARKAN CAHAYA
Siput Hinea Brasiliana
Sinar siput yang hidup di laut ini berasal dari cangkangnya, fungsinya adalah untuk menghindar dari predator jahat. Cahaya yang bisa dipancarkan secara tiba-tiba itu, bisa mengejutkan musuhnya sehingga siput memiliki waktu untuk berlindung ke dalam cangkang. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa biasanya cahaya yang diproduksi oleh siput adalah dengan cara mengemisikannya secara terfokus yakni dengan cara menyebarkannya cahaya secara unik lewat sel cangkang, selain membuatnya bersinar hal tersebut membuat ukuran tubuhnya terlihat lebih besar.
Cumi-cumi
Tak jauh berbeda dengan siput Hinea Brasiliana yang memancarkan sinar untuk menghindari diri dari musuh, cumi-cumi yang satu ini juga memancarkan cahayanya untuk menakut-nakuti penyelam. Spesies baru cumi-cumi yang ditemukan para ilmuwan di Samudra Hindia pada tahun 2010 lalu, ia mampu memancarkan cahaya ini termasuk dalam family Cyrutawtip. Cumi-cumi yang berukuran panjang sekitar 70 cm ini memancarkan cahaya untuk menakuti mangsanya dan kemudian ia akan langsung berenang menjauh dari musuh. Sejauh ini telah ditemukan sejumlah 70 spesies cumi-cumi dalam ekspedisi para ilmuawan dan jumlah tersebut mewakili 20% dari spesies cumi-cumi yang ada di dunia.
Kunang-kunang
Serangga yang biasa ditemukan pada malam hari di padang ilalang, persawahan, taman dan pekarangan ini, mampu memancarkan cahaya yang terletak pada bagian ujung perut. Pembentukan cahaya kunang-kunang ini dihasilkan oleh zat Luciferil dan enzim Luciferace yang mampu menghasilkan cahaya berwarna merah pucat, kuning atau hijau. Kedipan cahaya pada kunang-kunang betina terjadi setiap 2 detik sedangkan pada jantan terjadi setiap 5 detik. Cahaya tersebut berfungsi untuk menemukan pasangan kawin. Sang jantan mencari pasangannya dengan memancarkan cahaya berkelip lalu disambut oleh kunang-kungan betina yang melihatnya dengan mengeluarkan cahaya juga sebagai jawaban ajakan sang jantan. Selain berperan untuk menemukan pasangan kawin, cahaya kunang-kunang juga berfungsi sebagai tanda peringatan kepada sesama jenisnya tentang ancaman bahaya yaitu dari burung pemangsa agar tidak memakannya.
Ubur-ubur Jengger
Makhluk penghuni lautan yang umumnya memakan tanaman microcopis dan hewan-hewan laut kecil ini memiliki sel penghasil cahaya khusus di sepanjang punggung tubuh mereka yang berhimpit. Ubur-ubur jengger yang berwarna merah bisa bersinar bila disentuh, pada saat yang sama ubur-ubur ini mengalirkan partikel-partikel bercahaya ke dalam air sebagai cara perlindungan diri dari mengusir musuh-musuhnya. Ubur – ubur mampu bercahaya di dalam perairan gelap berkat protein tertentu yang jumlahnya sangat banyak di dalam tubuhnya sehingga cahaya dari tubuhnya itulah yang membuat terlihat oleh manusia atau hewan yang lainnya.
Cacing Bom
Cacing yang satu ini bukan cacing biasa tetapi adalah cacing istimewa yang mengeluarkan cahaya berwarna-warni pada kedalaman laut lebih dari 3.500 meter di bawah permukaan laut sisi barat dan timur laut samudra pasifik. Tubuhnya dapat bersinar karena mengandung bahan kimia tertentu sehingga mampu menghasilkan cahaya dalam kegegelapan laut pedalaman. Bukan hanya tubuhnya saja yang bercahaya, tetapi bagian tubuh yang dilepaskannya berupa bom kecil pun bercahaya dan mengeluarkan warna hijau mengkilau. Cacing yang panjangnya mencapai 4 inci itu biasanya melepaskan bagian tubuhnya yang berwarna sebanyak 1 sampai 2 kali dalam keadaan terancam. Diameter bagian tubuh yang terlepas itu berukuran 1 sampai 2 milimeter. Para peneliti menginterpretasikannya bahwa bom-bom kecil yang berwarna tersebut dilepaskan semata-mata untuk menghindari pemangsa dan langsung berenang menjauh seusai melepaskan bom itu.
Komentar
Posting Komentar