ANJURAN BERTOLERANSI
A. Toleransi dalam Islam
1. Bacalah Q.S. al-Kafirun/ 109 : 1 - 6 di bawah ini dengan tartil secara kolektif dengan dipimpin salah seorang dari kalian! Setelah itu salinlah ayat tersebut dengan baik dan benar di rumah kalian!
2. Analisis Bacaan Tajwid
3. Kosa Kata
4. Terjemah Ayat QS Al- Kafirun :1 - 6
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
5. Penjelasan Ayat
Dalam keterangan ayat di atas telah dipaparkan bahwa setiap manusia harus memegang teguh keyakinan agamanya tanpa harus menjelekkan keyakinan agama orang lain. Di sinilah letak pembuktian rasa iman seorang muslim atas keyakinan agama yang dia anut. Hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, di mana beliau dengan teguh telah mempertahankan kemurnian ajaran tauhid ketika diajak kompromi oleh orang- orang kafir Quraisy dalam hal peribadatan.
Memang benar Islam mengajarkan toleransi dan memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama. Allah swt sendiri dalam Al-Qur'an telah berfirman dalam QS Al Baqarah : 256
Artinya :
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dalam penjelasan ayat di atas semakin tegas bahwa manusia sebagai satu-satunya makhluk Allah yang dikaruniai akal telah diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya, termasuk pilihan untuk memeluk suatu keyakinan agama. Allah telah memberikan pilihan antara yang benar dan yang bathil. Maka dengan akal pikiran itulah manusia bebas memilih, namun dia memiliki konseksuensi untuk mempertanggungjawabkannya kelak di mata Allah. Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman QS Yunus : 99
Artinya :
Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
Dengan memberikan kebebasan untuk memilih sebuah keyakinan, bukan berarti Allah mengizinkan seseorang untuk bebas mencampuradukkan ajaran antar agama. Konsep toleransi yang benar menurut Islam adalah semua penganut hendaknya menghormati hak kebebasan penganut agama lain untuk mengamalkan kepercayaan¬nya masing- masing. Prinsip toleransi seperti inilah yang dikehendaki Islam dan justru menunjukkan keistimewaan ajaran Islam itu sendiri sebagai agama yang toleran.
B. Menyikapi Perbedaan Pendapat
1. Bacalah Q.S. Yunus/ 10 : 40 - 41 di bawah ini dengan tartil secara kolektif dengan dipimpin salah seorang dari kalian! Setelah itu salinlah ayat tersebut dengan baik dan benar di rumah kalian!
2. Analisis Bacaan Tajwid
3. Kosa Kata
4. Terjemah Ayat QS Yunus/ 10 : 40 – 41
40. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
41. Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
5. Penjelasan Ayat
Perbedaan di muka bumi ini merupakan sebuah keniscayaan. Karena membuat keseragaman, baik warna, tradisi, atau bahkan pendapat merupakan sesuatu yang mustahil. Yang terpenting bagi umat muslim adalah bagaimana cara menyikapi keberagaman tersebut. Dengan keikhlasan, lapang dada dan perasangka yang baik, segala bentuk perbedaan akan mendatangkan maslahat dan rahmat. Hal ini sebagaimana sikap yang telah dicontohkan para ulama terdahulu.
Para ulama memberikan suri tauladan berupa sikap lapang dada dengan tidak memaksa siapapun untuk mengikuti pemahamannya. Mereka menganggap bahwa berbagai bentuk pemaksaan justru menimbulkan permusuhan dan kehancuran. Walaupun menganggap pendapatnya benar, namun mereka tetap menghormati pendapat kelompok lain yang berbeda.
Sikap egois yang menempatkan dirinya sebagai pihak yang paling benar dan sekaligus menganggap pihak lain sebagai kelompok yang salah sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam. Jelas sikap seperti ini hanya akan menimbulkan kehancuran dalam umat Islam. Bukan hanya permusuhan, akan tetapi lebih jauh lagi akan menimbulkan perpecahan. Pada saat itulah umat Islam menjadi lemah dan akan menjadi bulan- bulanan umat lain yang dengki terhadap Islam.
Perbedaan pada hakikatnya merupakan ujian dari Allah swt. Allah sendiri telah berfirman :
Artinya :
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab- kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu, (QS. Al- Maidah : 48)
Perbedaan yang dibenarkan dalam Islam pada dasarnya bukan untuk saling bermusuhan apalagi mematikan pihak lain, namun untuk saling melengkapi dan saling memberikan semangat. Justru dengan adanya perbedaan bisa menjadi motivator untuk menghadapi ujian, cobaan, kesulitan, dan berkompetisi dalam berkarya maupun berkreasi di antara pihak- pihak yang berbeda. Tanpa adanya perbedaan, seseorang tidak akan tertantang untuk lebih berprestasi. Penyikapan yang benar teradap perbedaan akan mengantarkan umat Islam menjadi umat yang kuat.
C. Prinsip- prinsip Toleransi
1. Bacalah Q.S. al-Kahf/ 18 : 29 di bawah ini dengan tartil secara kolektif dengan dipimpin salah seorang dari kalian! Setelah itu salinlah ayat tersebut dengan baik dan benar di rumah kalian!
4. Terjemah Ayat
Artinya :
Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. QS. Al Kahfi : 29
5. Penjelasan Ayat
Prinsip toleransi yang diajarkan Islam adalah menghargai pilihan yang dianut orang lain. Di muka bumi ini akan selalu terjadi perbedaan, di mana ada orang yang iman dan ada pula yang kafir. Namun demikian, perbedaan itu hendaklah tidak dijadikan sebagai sumber masalah. Sebab dengan mengembangkan sikap toleran, perbedaan itupun bisa berubah menjadi keindahan.
Kita tidak akan dapat mengetahui putih jika tidak pernah ada hitam, merah, hijau atau warna lainnya. Kita tidak akan dapat bekerja dengan baik jika jari- jari tangan kita memiliki ukuran dan bentuk yang sama, misalnya semuanya berbentuk telunjuk. Begitu juga kita akan kesulitan mengunyah makanan jika bentuk gigi kita semuanya sama, misalnya berbentuk taring semuanya. Demikanlah harmoni kehidupan, alam semesta menjadi indah ketika mengalami perbedaan, baik dari segi wujud maupun fungsinya.
Perbedaan justru akan menimbulkan mashlahat bagi umat manusia. Perbedaan baru akan berubah menjadi masalah ketika umat manusia tidak bisa menyikapinya dengan arif dan bijaksana. Bahkan Allah pun sengaja menciptakan perbedaan keyakinan umat manusia. Sebab kalau mau, niscaya Allah menjadikan umat ini satu dan beriman kepada-Nya. Allah swt berfirman,
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,
119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) Telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
Secara garis besar, ada beberapa macam perbedaan yang terjadi dalam urusan kehidupan manusia sebagai makhluk hidup dan hamba Allah swt:
1. Perbedaan Ushuliyyah (prinsipil).
Perbedaan inilah yang menghasilkan perbedaan keyakinan atau agama. Untuk masalah inilah Allah mengutus para nabi dan rasul untuk meluruskan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran tauhid.
2. Perbedaan pada masalah Furuiyyah (cabang).
Perbedaan ini muncul pada masalah- masalah yang tidak prinsip dan hanya berbeda dalam tataran metode penerapannya saja. Perbedaan apapun yang muncul dalam masalah ini harus disikapi secara arif dan ddak menggunakan kekerasan kedka terjadi perselisihan pendapat.
Rasulullah saw menyikap perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan sahabat dengan memberikan pembenaran pada masing- masing pihak selama masalahnya hanya furuyyah. Misalnya perbedaan antara dua kelompok sahabat yang diutus ke Bani Quraidhah. Salah satu di antara mereka menunaikan salat Ashar di tengah perjalanan dan yang lain menunaikan salat menunggu sampai dba di tempat tujuan, yakni setelah lewat waktu Ashar. Begitu juga sikap Nabi terhadap dua sahabat yang berbeda pendapat tentang salat dengan tayammum karena tidak ada air, kemudian sebelum habis waktu salat, mendapad air. Ada yang mengulang salatnya dan ada yang tidak mengulang. Demikianlah ajaran Islam yang mengajarkan bagaimana menyikapi adanya perbedaan pendapat.
1. Bacalah Q.S. al-Kafirun/ 109 : 1 - 6 di bawah ini dengan tartil secara kolektif dengan dipimpin salah seorang dari kalian! Setelah itu salinlah ayat tersebut dengan baik dan benar di rumah kalian!
2. Analisis Bacaan Tajwid
3. Kosa Kata
4. Terjemah Ayat QS Al- Kafirun :1 - 6
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.
4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
5. Penjelasan Ayat
Dalam keterangan ayat di atas telah dipaparkan bahwa setiap manusia harus memegang teguh keyakinan agamanya tanpa harus menjelekkan keyakinan agama orang lain. Di sinilah letak pembuktian rasa iman seorang muslim atas keyakinan agama yang dia anut. Hal ini sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw, di mana beliau dengan teguh telah mempertahankan kemurnian ajaran tauhid ketika diajak kompromi oleh orang- orang kafir Quraisy dalam hal peribadatan.
Memang benar Islam mengajarkan toleransi dan memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama. Allah swt sendiri dalam Al-Qur'an telah berfirman dalam QS Al Baqarah : 256
Artinya :
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dalam penjelasan ayat di atas semakin tegas bahwa manusia sebagai satu-satunya makhluk Allah yang dikaruniai akal telah diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya, termasuk pilihan untuk memeluk suatu keyakinan agama. Allah telah memberikan pilihan antara yang benar dan yang bathil. Maka dengan akal pikiran itulah manusia bebas memilih, namun dia memiliki konseksuensi untuk mempertanggungjawabkannya kelak di mata Allah. Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman QS Yunus : 99
Artinya :
Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?
Dengan memberikan kebebasan untuk memilih sebuah keyakinan, bukan berarti Allah mengizinkan seseorang untuk bebas mencampuradukkan ajaran antar agama. Konsep toleransi yang benar menurut Islam adalah semua penganut hendaknya menghormati hak kebebasan penganut agama lain untuk mengamalkan kepercayaan¬nya masing- masing. Prinsip toleransi seperti inilah yang dikehendaki Islam dan justru menunjukkan keistimewaan ajaran Islam itu sendiri sebagai agama yang toleran.
B. Menyikapi Perbedaan Pendapat
1. Bacalah Q.S. Yunus/ 10 : 40 - 41 di bawah ini dengan tartil secara kolektif dengan dipimpin salah seorang dari kalian! Setelah itu salinlah ayat tersebut dengan baik dan benar di rumah kalian!
2. Analisis Bacaan Tajwid
3. Kosa Kata
4. Terjemah Ayat QS Yunus/ 10 : 40 – 41
40. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.
41. Jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang Aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
5. Penjelasan Ayat
Perbedaan di muka bumi ini merupakan sebuah keniscayaan. Karena membuat keseragaman, baik warna, tradisi, atau bahkan pendapat merupakan sesuatu yang mustahil. Yang terpenting bagi umat muslim adalah bagaimana cara menyikapi keberagaman tersebut. Dengan keikhlasan, lapang dada dan perasangka yang baik, segala bentuk perbedaan akan mendatangkan maslahat dan rahmat. Hal ini sebagaimana sikap yang telah dicontohkan para ulama terdahulu.
Para ulama memberikan suri tauladan berupa sikap lapang dada dengan tidak memaksa siapapun untuk mengikuti pemahamannya. Mereka menganggap bahwa berbagai bentuk pemaksaan justru menimbulkan permusuhan dan kehancuran. Walaupun menganggap pendapatnya benar, namun mereka tetap menghormati pendapat kelompok lain yang berbeda.
Sikap egois yang menempatkan dirinya sebagai pihak yang paling benar dan sekaligus menganggap pihak lain sebagai kelompok yang salah sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam. Jelas sikap seperti ini hanya akan menimbulkan kehancuran dalam umat Islam. Bukan hanya permusuhan, akan tetapi lebih jauh lagi akan menimbulkan perpecahan. Pada saat itulah umat Islam menjadi lemah dan akan menjadi bulan- bulanan umat lain yang dengki terhadap Islam.
Perbedaan pada hakikatnya merupakan ujian dari Allah swt. Allah sendiri telah berfirman :
Artinya :
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab- kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu, (QS. Al- Maidah : 48)
Perbedaan yang dibenarkan dalam Islam pada dasarnya bukan untuk saling bermusuhan apalagi mematikan pihak lain, namun untuk saling melengkapi dan saling memberikan semangat. Justru dengan adanya perbedaan bisa menjadi motivator untuk menghadapi ujian, cobaan, kesulitan, dan berkompetisi dalam berkarya maupun berkreasi di antara pihak- pihak yang berbeda. Tanpa adanya perbedaan, seseorang tidak akan tertantang untuk lebih berprestasi. Penyikapan yang benar teradap perbedaan akan mengantarkan umat Islam menjadi umat yang kuat.
C. Prinsip- prinsip Toleransi
1. Bacalah Q.S. al-Kahf/ 18 : 29 di bawah ini dengan tartil secara kolektif dengan dipimpin salah seorang dari kalian! Setelah itu salinlah ayat tersebut dengan baik dan benar di rumah kalian!
4. Terjemah Ayat
Artinya :
Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. QS. Al Kahfi : 29
5. Penjelasan Ayat
Prinsip toleransi yang diajarkan Islam adalah menghargai pilihan yang dianut orang lain. Di muka bumi ini akan selalu terjadi perbedaan, di mana ada orang yang iman dan ada pula yang kafir. Namun demikian, perbedaan itu hendaklah tidak dijadikan sebagai sumber masalah. Sebab dengan mengembangkan sikap toleran, perbedaan itupun bisa berubah menjadi keindahan.
Kita tidak akan dapat mengetahui putih jika tidak pernah ada hitam, merah, hijau atau warna lainnya. Kita tidak akan dapat bekerja dengan baik jika jari- jari tangan kita memiliki ukuran dan bentuk yang sama, misalnya semuanya berbentuk telunjuk. Begitu juga kita akan kesulitan mengunyah makanan jika bentuk gigi kita semuanya sama, misalnya berbentuk taring semuanya. Demikanlah harmoni kehidupan, alam semesta menjadi indah ketika mengalami perbedaan, baik dari segi wujud maupun fungsinya.
Perbedaan justru akan menimbulkan mashlahat bagi umat manusia. Perbedaan baru akan berubah menjadi masalah ketika umat manusia tidak bisa menyikapinya dengan arif dan bijaksana. Bahkan Allah pun sengaja menciptakan perbedaan keyakinan umat manusia. Sebab kalau mau, niscaya Allah menjadikan umat ini satu dan beriman kepada-Nya. Allah swt berfirman,
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat,
119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) Telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
Secara garis besar, ada beberapa macam perbedaan yang terjadi dalam urusan kehidupan manusia sebagai makhluk hidup dan hamba Allah swt:
1. Perbedaan Ushuliyyah (prinsipil).
Perbedaan inilah yang menghasilkan perbedaan keyakinan atau agama. Untuk masalah inilah Allah mengutus para nabi dan rasul untuk meluruskan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran tauhid.
2. Perbedaan pada masalah Furuiyyah (cabang).
Perbedaan ini muncul pada masalah- masalah yang tidak prinsip dan hanya berbeda dalam tataran metode penerapannya saja. Perbedaan apapun yang muncul dalam masalah ini harus disikapi secara arif dan ddak menggunakan kekerasan kedka terjadi perselisihan pendapat.
Rasulullah saw menyikap perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan sahabat dengan memberikan pembenaran pada masing- masing pihak selama masalahnya hanya furuyyah. Misalnya perbedaan antara dua kelompok sahabat yang diutus ke Bani Quraidhah. Salah satu di antara mereka menunaikan salat Ashar di tengah perjalanan dan yang lain menunaikan salat menunggu sampai dba di tempat tujuan, yakni setelah lewat waktu Ashar. Begitu juga sikap Nabi terhadap dua sahabat yang berbeda pendapat tentang salat dengan tayammum karena tidak ada air, kemudian sebelum habis waktu salat, mendapad air. Ada yang mengulang salatnya dan ada yang tidak mengulang. Demikianlah ajaran Islam yang mengajarkan bagaimana menyikapi adanya perbedaan pendapat.
Komentar
Posting Komentar